Senin, 25 Mei 2015

Tolong Dengarkan Hati Kecilmu



Kesal. Mungkin hanya hal itu yang dapat Diana ungkapkan sekarang. Sudah tiga kali ulangan matematika ditunda. Senang. Ya, teman-teman sekelas bersorak-sorai waktu mendengar bahwa ulangan matematika hari ini ditunda. Ditundanya ulangan matematika hari ini memang menjadi suatu kegembiraan karena seharusnya ada 3 mata pelajaran yang mengadakan ulangan dan sekarang tinggal 2 mata pelajaran saja. Naif memang jika Diana kesal akan ditundanya ulangan matematika. Namun, dengan ditundanya ulangan matematika hari ini bukankah justru menambah beban pikiran?
            Hari ini pelajaran matematika pun berlangsung santai. Para siswa dibiarkan belajar dua mata pelajaran lain yang akan diulangankan hari ini. Asalkan tidak keluar kelas dan ramai. Diana pun mulai membuka lembar kerja siswa bahasa Inggris untuk menghafalkan materi yang telah diberitahukan. Beberapa menit kemudian jam pelajaran pun berganti. Guru bahasa Inggris mulai memasuki kelas dan ulangan pertama hari ini pun dimulai. Semuanya berjalan lancar.
            Setelah pelajaran bahasa Inggris usai, dimulailah ulangan kedua di hari ini, yakni ulangan Biologi. Namun, setelah warga kelasku menunggu cukup lama, guru biologi pun tak kunjung datang. Tiba-tiba salah seorang temanku membawa soal ulangan dan lembar jawaban. Dia kemudian berkata, “Gurunya nggak ada, ayo lek ndang digarap! Selak gurune teka.” Ada teman lain yang berkata, “Ayo ngerjainnya dibagi sekelas aja. Ada berapa e, soalnya?” Lalu semua bergegas membuka buku dan berdiskusi untuk menyelesaikan soal ulangan tersebut.
            Hal tersebut wajar sekali terjadi bukan? Apalagi jika tidak ada guru yang mengawasi kalian. Namun, apakah hati kecilmu tidak mengatakan sesuatu? Atau mungkin kita kurang peka untuk mendengarkan kata hati kita sendiri? Semoga saja kata hati kita yang kurang peka  masih bisa disembuhkan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar