*SMP*
Maaf ya, saya selingin dulu
postingan ala Raditya Dika dulu karena saya mau memuntahkan :P isi pikiran saya
yang udah mau meledak ini, buaakakakk (?) cekidot! ^^
Kemarin
malem, saya seperti biasa, anak gak ada kerjaan sehabis UNAS. Palingan juga
“Cuma” ngejar uang ikut perang terakhir (?) dan itu pun sudah beberapa minggu
yang lalu “,” Saya melototin
Kompas TV (promosi2 :P) ditemenin adek saya yang lagi bikin cerita di meja
belajar. Saya nggak cukup tau acara apa yang saya tonton, tapi itu acara
judulnya “How Earth Made Us” kalo gak salah inget.
Dari
acara yang model begituan, kan ada tu pengisi suara yang ngomong2 pakek bahasa
Indonesia (yaiyalah, masak bahasa binatang :P) bilang gini, “Dan sekarang
manusia yang termasuk salah satu spesies di bumi ini akan menjadi kekuatan
geologis yang akan menyaingi kekuatan bumi” (kayaknya sih gitu, kalo gk salah
inget soalnya kalimatnya panjang -__-) Dari situlah saya terinspirasi untuk
memposting postingan ini.
Waktu
itu saya cuma nonton sekitar 30 menit terakhir dari acara itu. Dari acara itu
saya lihat itu di pegunungan mana saya lupa, tapi itu dibangun kayak banker
bawah tanah yang “Katanya” anti ledakan gunung berapi. Sayangnya itu bukan
untuk manusia, tapi untuk bibit tumbuhan pangan dari seluruh dunia. Banker itu
dibangun untuk menyimpan sekitar jutaan spesies tumbuhan pangan untuk masa
depan anak cucu, katanya. Kalau2 spesies tumbuhan itu sudah benar2 punah di
muka bumi ini, kita masih punya cadangan bibit dari banker itu. Bagus juga sih
yee… ^^
Masalahnya
di sini adalah itu, emm, menurut pendapat saya, itu banker katanya anti ledakan
gunung berapi, tapi kalau dibandingkan kekuatan Tuhan yang Maha Dahsyat, siapa
yang tau? Terkadang manusia itu sangat yakin bahkan sudah dicek dan diriset
berulang kali, tapi jika Tuhan berkata lain, apa yang bisa kita lakukan?
Ya,
bukannya saya bermaksud mengatakan bahwa manusia itu terkadang 50m80n9 (Alay
:P) terhadap kelebihan yang ia miliki dan terkadang ia lupa, bahwa masih ada
langit di atas langit, bahwa hilang cahaya dalam kilat (eh, bener gk sih?). Di
sini saya hanya mengingatkan bahwa orang yang merasa sudah unggul dalam
bidangnya, apapun itu, jangan sombong lah, misal: Ganteng/Cantik, Kaya (Kaya
apa? Monyet :P) -> Maksud saya kaya uang bahasa lainnya “Sugih duwit” :P
atau yang merasa paling pinter. Ini kalau udah kena: 1. Orang ganteng/cantik
kalo udah meninggal, terus dikubur emangnya bisa dibedain mana yang cantik mana
yang ganteng? Semuanya juga “Cuma” jadi tulang kan? 2. Orang yang “Sugih duwit”
kalo dalam kayakinan saya (Islam) harta itu gak akan dibawa mati selain 3 hal,
yaitu amal selama di dunia, anak2 yang soleh/solehah, dan amal jariyah (harta
benda yang bermanfaat bagi orang lain dan masih tetap bermanfaat bagi orang
lain jika orang yang memilikinya sudah meninggal). Terus harta yang disimpen dan
ditimbun di dunia ini apa gunanya dong kalo gak dimanfaatkan? Dimanfaatkannya
kalo orang yang meninggal tidak rela, ya sama aja kalee -___- Kalo orang ada
sih kepercayaan lain, kalo harta itu bakalan dipendam bersama jasad orang yang
punya harta tersebut sebagai kekayaannya di alam baka nanti. Tapi terserah juga
sih… Itu masalah kepercayaan, so it’s very sensitive :O
Dan
kalo orang yang merasa paling pinter, saya pernah dikasih tau sama guru agama
saya kalau ilmu manusia itu hanya gak ada seujung kuku pun Ilmunya Tuhan. Nah
lo! Gak bisa dibayangin Tuhan itu pinternya kayak apa… yang pasti gak ada yang
bisa menandingi-Nya.
Eh,
kok saya jadi sok ceramah gini sih, buset :O
Gak
tau kenapa ya, tapi saya beberapa bulan ini “menemukan” (Mah ngopo -__-) ada
orang yang saya rasa cukup pinter pinter pinteeer banget wow getooh, :P tapi
dia orangnya gak sombong dan kayaknya dia baik sama semua orang, walaupun bukan
berasal dari SMP dan kota yang sama kayak saya sih… Hehehe, ada yang merasa?
._. Oke selesai, dadah… Thx 4 read! :D -…-