Mimpi Buruk
Masalah bertubi-tubi menimpaku saat aku berlibur ke rumah nenek. Mulai dari yang kecil, hingga yang besar. Tak akan pernah ada habisnya. Dan menurutku memang akan begitu. Semua itu membuat pikiranku sangat berantakan dan kacau, sekaligus ketakutan. Aku bingung dan aku selalu bertanya-tanya di dalam hatiku, “Bagaimana cara menyelesaikan semua masalah ini, tanpa harus mengancam jiwaku? Bagaimana cara agar mereka semua tidak
melakukan itu lagi? Kapan waktu yang tepat untuk melakukan semua itu kepada
mereka? Apa benar makhluk jelek itu
makhluk gaib? Apa yang nenek sembunyikan dariku? Apa semuanya tidak akan beres
di sini?” Tapi, semua
jawaban dari itu selalu tidak ada. Yap, atau mungkin hanya sebatas pikiran yang
aneh, yang tidak sesuai dengan semua pertanyaan itu. Hingga suatu saat, aku
menemukan semua jawaban tentang itu. Dan aku juga menemukan cara untuk
menghentikan semua itu. Menghentikan perbuataan mereka semua, menghentikan rasa
penasaran di dalam hatiku, dan masih banyak lagi.
Pagi
itu aku pergi ke dapur, tempat nenekku memasak sehari-hari. Di sana terdapat
beberapa alat masak yang sering aku jumpai di rumahku sendiri. Di sana, nenek
sering membuat pie jumbo isi daging ayam yang sangat lezat. Aku sangat menyukainya.
Bahkan mencintainya. Namun, ketika nenek selesai membuat semua pie itu, selalu
ada pertanyaan aneh yang muncul di benakku. Entah mengapa aku selalu mencurigai
nenekku sendiri. Hatiku selalu bertanya, “Apa
yang akan nenek lakukan terhadap semua pie itu? Untuk siapakah pie sebanyak
itu? Pie yang sangat-sangat banyak! Mungkin jika ada lima puluh orang pun yang
akan memakannya, pie itu tidak akan habis! Pie daging itu menggunung di dapur. Tidak
mungkin jika nenek yang akan menghabiskan semuanya! Tidak akan mungkin juga
jika aku yang akan menghabiskannya! Kalau kami berdua pun, juga tetap tidak
akan mungkin! Hanya aku dan nenek saja yang tinggal di rumah ini! Aku adalah
satu-satunya cucu nenek! Mana mungkin kami berdua menghabiskan ratusan pie
besar itu?”.
Saat
aku tinggal di rumah ini, bau amis seperti darah dan bau apak selalu menyengat hidungku.
Bagiku, itu adalah masalah besar yang selalu membuatku tidak nyaman untuk tinggal
di sini! Tapi tidak untuk nenek. Mungkin ia sudah terbiasa dengan semua ini.
Ya...!
Sejak Kakek Frank meninggal, rumah
ini terasa seperti rumah hantu. Sangat
banyak perubahan yang terjadi di sini. Terlalu banyak debu dan sarang laba-laba
di sudut-sudut ruangan. Sangat tidak terurus, sangat tidak rapi, dan sangat
tidak indah. Apalagi ketika malam telah tiba. Hmm..., rumah ini akan terlihat
semakin suram dan seram saja. Apalagi rumah ini terletak di tengah rawa yang
kering, gelap, dan sunyi. Seluruh cat di rumah ini hanya abu-abu dan coklat tua
saja pula. Dengan begitu, keadaan di
rumah nenek ini akan terlihat dan terasakan semakin tidak nyaman. Lantainya
yang terbuat dari kayu juga sudah reot dan usang. Huft! Sebal, sebal, sebal!
Liburan musim gugurku kali ini adalah
yang kesekian kalinya. Tapi kali ini berbeda. Ya, tidak ada kakek. Um... dan
udara di dalam rumah nenek ini terasa sangatlah lembab dan pengap sekarang. Aku
heran sekali! Padahal ini adalah musim gugur terhangat yang pernah aku rasakan
sepanjang masa. Tapi mengapa udara di dalam rumah nenek masih terasa sangat
lembab? Ya, aku tahu sih kalau rumah nenek itu di tengah sebuah rawa yang sudah
mulai mengering, yang biasanya berudara lembab. Tapi sekarang? Sekarang musim
gugur terhangat! Semua udara yang ada di luar rumah nenek terasa sangat hangat
dan kering! Tapi, di dalam rumah nenek, semuanya terasa sangat lembab, dingin,
dan basah. Aneh sekali! Hwah! Huft! Ya, aku berusaha nikmati sajalah.
Aku
sangat menyesal, meminta ibu menjemputku dua puluh delapan hari lagi. Kukira
suasana di sini akan lebih baik bila tidak ada kakek yang suka mengomeliku,
karena aku suka berbuat ceroboh. Tapi ternyata semuanya hanya tidak, tidak, dan
tidak. Semua tebakanku salah. Semuanya salah! Di sini menyebalkan sekali! Yeah,
walau sudah banyak makanan yang tersedia untuk menyambut kehadiranku.
Kemarin
malam, tepatnya pukul 23.00 saat angin bertiup dengan kencangnya, bersamaan
dengan itu aku mengalami mimpi buruk. Sampai-sampai aku terbangun dari tidurku.
Aku jadi terjaga semalaman karena aku tidak mau memimpikan hal itu lagi. Aku
takut, jika aku tertidur kembali, mungkin aku akan memimpikannya lagi. Ya, itu
adalah mimpi terburuk sepanjang hidupku. Mimpi itu memberi gambaran sepertinya
aku berada di padang rumput yang gelap, aku hanya berbekal cahaya handphone
yang mengeluarkan cahaya yang sangat remang-remang. Aku seperti mencari sesuatu
di sana. Seperti mencari sesosok orang. Tapi ketika aku berhenti sejenak dan
memanggil nama seseorang itu, aku mendengar langkah kaki sesosok makhluk
misterius yang terus berjalan mengikutiku. Langkah kaki itu berdebam keras dan
terdengar jelas di telingaku. Karena aku sangat ketakutan di sana, aku
memutuskan untuk berlari sekencang mungkin, karena suara langkah kaki itu
semakin terdengar keras di telingaku. Memang sepertinya makhluk misterius itu
semakin lama akan semakin mendekat ke arahku. Namun karena tidak berhati-hati,
saat berlari, kakiku terantuk batu dan aku pun terjatuh. Otomatis, aku pun membalikkan
badanku. Aku melihat sesosok makhluk misterius itu. Sungguh sangat menyeramkan.
Mata dan mulutnya berwarna merah menyala. Kuku kakinya pun juga berwarna
begitu. Seperti api yang berkobar-kobar. Tubuhnya tinggi besar, bulunya
berwarna hitam legam, dan dia juga memiliki ekor. Mirip seperti anjing mastiff raksasa yang bisa berdiri dengan
gagah. Sangat menyeramkan! Sejak saat itu, mimpiku berakhir karena aku terbangun.
-bersambung...