Saat waktu luang, aku iseng membuka aplikasi instagramku. Banyak berbagai foto ulang
tahun ke tujuh belas yang di upload
oleh teman-teman sebayaku. Memang sih keren-keren banget. Ada yang merayakannya
di hotel ada juga yang di restoran-restoran mahal. Aku nggak tahu itu bagian
dari budaya atau apa istilahnya ya, hmmm. Tapi kenapa harus tujuh belas? Apa
karena saat usia itu kita udah boleh bikin KTP? Hmm, bisa jadi. Tapi toh kita
juga masih ikut orang tua. Lalu apa spesialnya usia tujuh belas? Kadang-kadang
aku bingung. Setahuku usia tujuh belas tahun adalah usia yang penting bagi
anak-anak di luar negara Indonesia ini karena mereka mulai lepas dari orang
tuanya. Tapi ya sudahlah.
Aku pun sekarang sudah berusia tujuh belas tahun. Aku
masih ingat betul saat hari ulang tahunku bertepatan dengan event donor darah
di sekolahku. Tahu sendiri kan? Hehe, sekitar tiga bulan sebelum ulang tahunku
aku ikut pontang-panting kesana kemari
untuk event ini. Namun saat event ini berlangsung aku merasakan lega dan asyiknya
event ini berhasil dan hari H event ini bertepatan dengan hari ulang tahunku.
Rasanya ada kesenangan dan kepuasan tersendiri bagiku.
Selain itu aku juga merasa lega karena ternyata aku
memenuhi syarat donor darah. Yap, berusia tujuh belas tahun adalah salah satu
syarat orang dapat mendonorkan darahnya. Tanpa ada rasa ragu-ragu aku di sini
sebagai panitia, ikut menyumbangkan darahku. Sebelum diambil darah aku juga
harus melalui serangkaian tes kesehatan oleh PMI. Ternyata aku lulus melewati
tes-tes tersebut. Duh, agak deg-degan sih sebenernya, haha. Tapi nggak papa
lah, kan untuk orang lain dan kemanusiaan juga.
Tak lama kemudian antre ambil darah pun berlangsung.
Aku tidak menunggu terlalu lama, langsung berbaring dan pengambilan darah pun
dimulai. Mbak-mbak PMI yang mau mengambil darahku bertanya,
“Mau tangan kanan apa kiri, mbak?”
“Kiri aja mbak.”
Tak lama kemudian jarum yang ukurannya lebih besar
dari jarum tinta printer pun menusuk pembuluh darah di tangan kiriku. Duuh,
takut juga sih kalau dilihat. Ya udah deh aku merem aja. Tak lama kemudian
mbak-mbak PMI berkata,
“Mbak ini darahnya nggak mau ngalir e. Pembuluhnya
kecil. Baru donor pertama kali ya? Kalau ganti yang tangan kanan gimana?”
“Eee, iya mbak baru pertama kali. Hehe.”
Dalam hati aku berkata, “Mampus deh aku. Si embak main
coblas-coblos kanan kiri aja...” Tapi ya sudahlah, setelah ganti tangan kanan
darahku pun mulai mengalir. Ngeri rasanya lihat darah sendiri keluar dan
tertampung di kantong darah dan yaa, cukup besar sih menurutku, hehe.
Tapi aku percaya kok itu udah menurut aturan kesehatan
dan insyaallah aman. Tahukah kamu donor darah rutin juga bagus untuk kesehatan?
Donor darah memang mengurangi darah dalam tubuh, namun dengan asupan gizi yang
seimbang tubuh kita akan memproduksi darah yang baru dan itu yang membuat tubuh
kita sehat. Donor darah rutin bisa dilakukan sekitar 3 bulan sekali.
Bayangkan berapa orang di kota ini yang sedang menanti
sumbangan darah dari kita dan itu adalah hal yang sangat berguna untuk mereka.
Dengan darah kita, kita bisa ikut menyelamatkan nyawa orang lain.
Ya, walaupun aku tidak mendapatkan kado yang spesial
dari orang-orang, tapi biarlah aku mengkado diriku sendiri dengan suksesnya
penyelenggaraan event donor darah di sekolahku ini. Semoga juga darahku menjadi
kado terindah bagi orang lain yang membutuhkannya. Mungkin temen-temen ada yang
tertarik jadi pendonor darah? Seru lho!
***
Padmanaba Donor Darah |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar