Selasa, 07 Juli 2015

Semoga Ini Kado Terindah



Saat waktu luang, aku iseng membuka aplikasi instagramku. Banyak berbagai foto ulang tahun ke tujuh belas yang di upload oleh teman-teman sebayaku. Memang sih keren-keren banget. Ada yang merayakannya di hotel ada juga yang di restoran-restoran mahal. Aku nggak tahu itu bagian dari budaya atau apa istilahnya ya, hmmm. Tapi kenapa harus tujuh belas? Apa karena saat usia itu kita udah boleh bikin KTP? Hmm, bisa jadi. Tapi toh kita juga masih ikut orang tua. Lalu apa spesialnya usia tujuh belas? Kadang-kadang aku bingung. Setahuku usia tujuh belas tahun adalah usia yang penting bagi anak-anak di luar negara Indonesia ini karena mereka mulai lepas dari orang tuanya. Tapi ya sudahlah.
Aku pun sekarang sudah berusia tujuh belas tahun. Aku masih ingat betul saat hari ulang tahunku bertepatan dengan event donor darah di sekolahku. Tahu sendiri kan? Hehe, sekitar tiga bulan sebelum ulang tahunku aku ikut pontang-panting  kesana kemari untuk event ini. Namun saat event ini berlangsung aku merasakan lega dan asyiknya event ini berhasil dan hari H event ini bertepatan dengan hari ulang tahunku. Rasanya ada kesenangan dan kepuasan tersendiri bagiku.
Selain itu aku juga merasa lega karena ternyata aku memenuhi syarat donor darah. Yap, berusia tujuh belas tahun adalah salah satu syarat orang dapat mendonorkan darahnya. Tanpa ada rasa ragu-ragu aku di sini sebagai panitia, ikut menyumbangkan darahku. Sebelum diambil darah aku juga harus melalui serangkaian tes kesehatan oleh PMI. Ternyata aku lulus melewati tes-tes tersebut. Duh, agak deg-degan sih sebenernya, haha. Tapi nggak papa lah, kan untuk orang lain dan kemanusiaan juga.
Tak lama kemudian antre ambil darah pun berlangsung. Aku tidak menunggu terlalu lama, langsung berbaring dan pengambilan darah pun dimulai. Mbak-mbak PMI yang mau mengambil darahku bertanya,
“Mau tangan kanan apa kiri, mbak?”
“Kiri aja mbak.”
Tak lama kemudian jarum yang ukurannya lebih besar dari jarum tinta printer pun menusuk pembuluh darah di tangan kiriku. Duuh, takut juga sih kalau dilihat. Ya udah deh aku merem aja. Tak lama kemudian mbak-mbak PMI berkata,
“Mbak ini darahnya nggak mau ngalir e. Pembuluhnya kecil. Baru donor pertama kali ya? Kalau ganti yang tangan kanan gimana?”
“Eee, iya mbak baru pertama kali. Hehe.”
Dalam hati aku berkata, “Mampus deh aku. Si embak main coblas-coblos kanan kiri aja...” Tapi ya sudahlah, setelah ganti tangan kanan darahku pun mulai mengalir. Ngeri rasanya lihat darah sendiri keluar dan tertampung di kantong darah dan yaa, cukup besar sih menurutku, hehe.
Tapi aku percaya kok itu udah menurut aturan kesehatan dan insyaallah aman. Tahukah kamu donor darah rutin juga bagus untuk kesehatan? Donor darah memang mengurangi darah dalam tubuh, namun dengan asupan gizi yang seimbang tubuh kita akan memproduksi darah yang baru dan itu yang membuat tubuh kita sehat. Donor darah rutin bisa dilakukan sekitar 3 bulan sekali.
Bayangkan berapa orang di kota ini yang sedang menanti sumbangan darah dari kita dan itu adalah hal yang sangat berguna untuk mereka. Dengan darah kita, kita bisa ikut menyelamatkan nyawa orang lain.
Ya, walaupun aku tidak mendapatkan kado yang spesial dari orang-orang, tapi biarlah aku mengkado diriku sendiri dengan suksesnya penyelenggaraan event donor darah di sekolahku ini. Semoga juga darahku menjadi kado terindah bagi orang lain yang membutuhkannya. Mungkin temen-temen ada yang tertarik jadi pendonor darah? Seru lho!
***
Padmanaba Donor Darah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar