Miliki Perisai dan Tetaplah Jadi Diri Sendiri
Masa-masa penantian adalah masa yang sedang dihadapi oleh
salah satu siswa SMA 2 Ngaglik ini. Siswa yang kerap disapa Nuris ini baru saja
melewati Ujian Nasional SMA.
“Saya memang suka pelajaran ekonomi dan matematika. Kemarin saya
daftar jalur SNMPTNnya UGM Jurusan Akuntansi. Kesibukannya ya,
sekarang saya sedang santai dan les untuk persiapan SBMPTN aja sih karena kemarin tidak diterima di
jalur SNMPTN, ya mungkin belum rejekinya saja. Kalau kata orang daftar Jurusan Akuntansi supaya diterima di
perusahaan dan agar punya gaji banyak, tapi kalau saya memang sudah dari hati
nurani sih, hehe.” begitu ungkapnya sambil menyeka
keringat setelah bermain sepak bola di sekitar Grha Saba Permana.
Siswa kelahiran Sleman, 7 Agustus 1997 yang mengaku dirinya
bersifat introvet ini berpandangan bahwa remaja adalah masa-masa rawan. Bahkan
dirinya mengungkapkan bahwa kebanyakan remaja sudah pacaran namun berlebihan.
Terutama di lingkungan yang sering ditemuinya.
“Wah, kalau di lingkungan saya tu dah parah e, ya pada pacar-pacaran gitu. Tapi sudah berlebihan.
Ada yang dugem-dugem tapi cuma
berdua. Ada yang pergaulan bebas juga. Ya saya jujur aja sih. Masih
memprihatinkan. Saya sebagai teman hanya bisa mengingatkan dan menjaga diri
saya sendiri agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas. Banyak-banyak
menyibukkan diri dengan kegiatan positif saja lah. Saya paling suka olahraga
sama teman-teman.” tuturnya.
Aulia Nur Rizki, demikian nama lengkapnya memang belum memiliki prestasi apa-apa dan hanya pelajar biasa.
Namun, dirinya mengaku pernah mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat daerah.
Sayang kurang beruntung saja. Nuriz yang juga senang membaca koran ini juga
sering mengomentari hal-hal yang sedang booming di sekitar Yogyakarta ini.
“Kalau sekarang ni ya, saya lihat-lihat perkembangan kafe di daerah Jogja ini semakin menjamur. Hampir dimana-mana ada
kafe. Bahkan di jalan-jalan kecil pun kafe sudah menjamur. Ya, sekarang dilihat dari fungsinya saja.
Kafe sebenarnya adalah tempat makan, biasanya ber-wifi
dan sering dijadikan tempat untuk sekedar nongkrong bagi anak-anak remaja.
Terkadang banyaknya kafe menjadikan pelajar semakin
hedon dan hanya buang-buang waktu saja untuk nongkrong.” kata Nuris dengan antusias.
Nuriz yang bercita-cita menjadi akuntan negara ini ingin
mengajak remaja di lingkungan sekitarnya untuk peduli dengan hal-hal yang
sedang marak atau ngetrend di Yogyakarta. Selain itu juga sebagai remaja
seharusnya lebih bisa mengontrol diri sendiri agar tidak terjerumus kedalam
hal-hal negatif dan fokuslah pada pendidikan.
***
Tidak ada komentar :
Posting Komentar