Kamis, 04 Juni 2015

Kenalan Yuk! (1)




Miliki Perisai dan Tetaplah Jadi Diri Sendiri
 

Masa-masa penantian adalah masa yang sedang dihadapi oleh salah satu siswa SMA 2 Ngaglik ini. Siswa yang kerap disapa Nuris ini baru saja melewati Ujian Nasional SMA.
“Saya memang suka pelajaran ekonomi dan matematika. Kemarin saya daftar jalur SNMPTNnya UGM Jurusan Akuntansi. Kesibukannya ya, sekarang saya sedang santai dan les untuk persiapan SBMPTN aja sih karena kemarin tidak diterima di jalur SNMPTN, ya mungkin belum rejekinya saja. Kalau kata orang daftar Jurusan Akuntansi supaya diterima di perusahaan dan agar punya gaji banyak, tapi kalau saya memang sudah dari hati nurani sih, hehe.” begitu ungkapnya sambil menyeka keringat setelah bermain sepak bola di sekitar Grha Saba Permana.
Siswa kelahiran Sleman, 7 Agustus 1997 yang mengaku dirinya bersifat introvet ini berpandangan bahwa remaja adalah masa-masa rawan. Bahkan dirinya mengungkapkan bahwa kebanyakan remaja sudah pacaran namun berlebihan. Terutama di lingkungan yang sering ditemuinya.
“Wah, kalau di lingkungan saya tu dah parah e, ya pada pacar-pacaran gitu. Tapi sudah berlebihan. Ada yang dugem-dugem tapi cuma berdua. Ada yang pergaulan bebas juga. Ya saya jujur aja sih. Masih memprihatinkan. Saya sebagai teman hanya bisa mengingatkan dan menjaga diri saya sendiri agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas. Banyak-banyak menyibukkan diri dengan kegiatan positif saja lah. Saya paling suka olahraga sama teman-teman.” tuturnya.
Aulia Nur Rizki, demikian nama lengkapnya memang belum memiliki prestasi apa-apa dan hanya pelajar biasa. Namun, dirinya mengaku pernah mengikuti kompetisi-kompetisi tingkat daerah. Sayang kurang beruntung saja. Nuriz yang juga senang membaca koran ini juga sering mengomentari hal-hal yang sedang booming di sekitar Yogyakarta ini.
“Kalau sekarang ni ya, saya lihat-lihat perkembangan kafe di daerah Jogja ini semakin menjamur. Hampir dimana-mana ada kafe. Bahkan di jalan-jalan kecil pun kafe sudah menjamur. Ya, sekarang dilihat dari fungsinya saja. Kafe sebenarnya adalah tempat makan, biasanya ber-wifi dan sering dijadikan tempat untuk sekedar nongkrong bagi anak-anak remaja. Terkadang banyaknya kafe menjadikan pelajar semakin hedon dan hanya buang-buang waktu saja untuk nongkrong.” kata Nuris dengan antusias.
Nuriz yang bercita-cita menjadi akuntan negara ini ingin mengajak remaja di lingkungan sekitarnya untuk peduli dengan hal-hal yang sedang marak atau ngetrend di Yogyakarta. Selain itu juga sebagai remaja seharusnya lebih bisa mengontrol diri sendiri agar tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif dan fokuslah pada pendidikan.

***


Tidak ada komentar :

Posting Komentar