Kali
ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya di balik menulis postingan ini.
Sebenarnya buat apa sih posting? Ya kalau bukan karena ada project dan untuk
mengisi waktu luang ya apa lagi. Sebenarnya waktu luang itu relatif dan
subjektif. Seseorang bisa mengatakan dirinya sibuk padahal menurut orang lain
tidak sibuk. Ada juga yang mengatakan dirinya selo padahal kerjaannya seabrek.
Ya,
hari Sabtu kemarin saya dan teman-teman seangkatan datang ke sekolah untuk remidi
matematika. Well, bisa dibilang dari seangkatan yang berjumlah kurang lebih 220
orang, hampir separuhnya sendiri mengikuti remidi. Bisa dibilang kali ini
adalah remidi masal.
“Eh,
Tit, kamu remidi, sumpah?”, tanya salah seorang temanku yang tiba-tiba
menghampiriku.
“Iya
e aku lagi nggak terselamatkan, wahaha” kata saya sembari belajar materi
remidi.
Guru
matematika yang satu ini memang terkenal killer
dan hampir setiap ulangan soal-soal yang diberikannya pun susah. Hampir
levelnya 5 tingkat di atas materi pelajaran pada umumnya. Biasanya yang bisa
mendapatkan nilai di atas KKM adalah anak-anak dengan kecerdasan dan kerajinan
super. Sedangkan saya yang pada dasarnya memang tidak suka pelajaran
matematika, apalagi ditambah tidak niat, ya, kali ini keberuntungan sedang
tidak berpihak padsaya. Saya harus ikut remidi.
Saat
guru tersebut datang, semuanya langsung menyambut kemudian ada salah seorang
yang bertanya,
“Bu,
remidinya dibawa pulang kan?” tanya salah seorang teman.
“Eeh
enggak, itu kan yang susulan. Ini yang mau remidi jumlahnya berapa ya?,” tanya guru matematika saya.
“Duh,
banyak banget e Bu, kalau dijadikan satu kelas tidak cukup”, balas teman saya
yang lain.
“Eem,
yaudah ini soalnya dibagi aja kalian kerjakan paling satu jam selesai. Nanti
kalau sudah selesai dikumpulkan di meja saya ya!”, kata beliau sambil
membagikan kertas remidi.
Semua
berebut soal seperti antrian sembako. Setelah guru saya pergi semua langsung
bersorak-sorai mengucap syukur karena remidi kali ini boleh dikerjakan masal
alias kerjasama. Padahal pada remidi-remidi sebelumnya yang diadakan oleh guru
yang satu ini selalu saja dijadikan
dalam satu kelas, tidak boleh kerjasama, dan selalu diawasi. Sehingga kami yang
mau bekerjasama jadi tidak bisa berbuat apa-apa. Alhamdulillah, untung saja
kali ini guruku baik. Sungguh ini adalah keringanan yang membahagiakan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar