Dari
Hobby Mengaji Ingin Menjadi Ustad
Tita, Beny, & Perawat |
Rumah berpagar putih itu terlihat seperti rumah biasa dari
bagian luarnya. Namun jika kita perhatikan
baliho yang tertempel di depannya pasti kita bisa mengetahui bahwa rumah
tersebut adalah rumah singgah bagi puluhan anak yang menempatinya.
Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja (Jogja Care for Cancer Kids Foundation)
yang beralamat di Jalan Bangau Nomor 8 Plemburan, Sleman, Yogyakarta ini tampak
sepi karena anak-anak yang singgah sedang tidur dan beristirahat.Yayasan ini
memiliki anak singgah berjumlah sekitar 40 orang. Namun, tidak semuanya sedang
berada di rumah saat ini karena anak-anak itu masih ada yang harus rawat jalan
dan keluar masuk rumah sakit. Anak-anak di Yayasan ini semuanya melakukan
pengobatan di Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito.
“Karena
Rumah Sakit terdekat dan terlengkap untuk pengobatan kanker di daerah
Yogyakarta dan pinggiran Jawa Tengah ya di Sardjito. Kadang-kadang anak-anak di
sini singgah sekitar dua sampai satu minggu untuk melakukan pengobatan dan
perawatan di rumah sakit. Ada juga yang kadang-kadang bolak-balik ke rumahnya.”
tutur salah seorang perawat di yayasan ini.
Terlihat
bahwa di sudut ruangan bermain rumah singgah ini terdapat pohon harapan. Di sini
tergantung berbagai harapan anak-anak yang tinggal di sini. Mulai dari
melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi, ingin menjadi dokter dan yang
paling banyak adalah ingin cepat sembuh.
Penulis sempat berkenalan dengan
seorang anak yang tinggal di yayasan ini. Anak ini bernama Benny. Benny baru
saja selesai menghadapi Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar. Dia mengikuti
ujian di rumah singgah ini. Anak kelahiran Cilacap, 30 November 2000 ini juga gemar
mengaji bahkan bercita-cita menjadi ustad nantinya.
Rumah singgah ini bukan hanya
berfungsi sebagai tempat transit bagi Benny dan teman-temannya. Rumah ini sudah
menjadi rumah dengan anggota keluarga yang memiliki nasib sama. Kebanyakan dari
mereka menderita kanker sel darah putih atau sering disebut Leukemia.
Rumah
singgah ini juga menjadi sekolah bagi anak-anak yang tinggal di sini. Sekolah
biasanya dimulai pada pukul 10 hingga pukul 12 siang. Jam pembelajaran di sini
terbilang cukup singkat. Namun, anak-anak yang tinggal di sini bukan seperti
anak-anak pada umumnya. Mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk
beristirahat, berinteraksi antarsesamanya, dan saling menguatkan antarsesamanya
dibanding hanya berfokus pada belajar dan hal-hal yang berbau akademis.
Biaya
pengobatan anak-anak yang tinggal di rumah singgah ini sudah memakai BPJS. Bagi
anak yang tidak menggunakan BPJS atau biaya pengobatannya masih terbilang cukup
tinggi, yayasan ini juga menggalang dana untuk biaya pengobatan anak-anaknya.
Rumah
singgah ini memiliki visi bahwa setiap anak Indonesia penderita kanker berhak
memperoleh pengobatan dan perawatan terbaik termasuk hal belajar dan bermain,
meskipun dalam keadaan sakit. Pengunjung yang datang juga harus mencuci
tangannya dan mengganti alas kaki dengan alas kaki yang sudah disediakan agar
tetap steril saat kontak dengan anak-anak yang tinggal di rumah singgah ini.
Pengunjung juga tidak diperkenankan untuk memberikan makanan sembarangan kepada
anak singgah. Hanya makanan segar seperti jus atau susu yang boleh dikonsumsi
oleh anak singgah di sini.
Yayasan
ini adalah yayasan nirlaba yang didirikan oleh Yayasan Kasih Anak Kanker
Indonesia (YKAKI). Yayasan ini juga memiliki cabang di kota-kota besar lainnya
seperti Jakarta, Bogor, Bali, dan Manado. YKAKJ membantu penanggulangan kanker
pada anak di daerah Jogjakarta dengan menyediakan akomodasi Rumah Kita.
***
Tidak ada komentar :
Posting Komentar