“Kamu
ngapain sih puasa-puasa malah ndengerin lagu sama mainan hape. Ngaji sono
gih...”, kata Era kepada salah satu temannya yang dari tadi asyik mendengarkan lagu
lewat earphone dan memainkan handphone
nya.
“Biarin,
nggak usah sok ceramah. Aku kan lagi gabut kekinian”, balas temannya.
Percakapan
di atas
adalah percakapan yang aku dengarkan beberapa hari yang lalu dari cerita salah
satu temanku. Mungkin di
sini
ada yang belum tahu apa itu gabut? Akan aku jelaskan. Gabut adalah saat dimana
seseorang itu selo/santai dan tidak
memiliki kesibukan apa pun.
Mungkin generasi saat ini bisa dibilang sudah menjadi
korban dari efek negatif globalisasi. Ketika gadget sudah di tangan, para muda mudi masa kini hampir lupa dengan
segala aktivitasnya di dunia nyata. Memang, aplikasi-aplikasi yang ditawarkan
di dalam gadget tidak ada dalam dunia
nyata. Tapi mestikah hanya dengan ber gadget
ria kita lalu melupakan dunia nyata?
Gadget diciptakan pertama kali pasti untuk tujuan yang
mulia. Yap, untuk memudahkan manusia berkomunikasi dengan orang lain. Sudah
sepantasnya kita bijaksana dalam penggunaannya. Jangan sampai kita justru
diperbudak oleh gadget yang kita
punya.
Aku sendiri juga pernah merasakan efek negatif dari gadget. Saat ada reuni, katanya sih
kumpul bareng. Tapi, ketika gadget
sudah di tangan, kita yang ada di samping teman kita pun menjadi obat nyamuk
alias dicuekin. Dia malah asyik sendiri dengan orang di seberang sana.
Berkomunikasi lewat gadget, update
status lah, dan segala aktivitas per gadgetannya.
Sebal memang rasanya.
Sebagai generasi muda yang baik, sudah sepantasnya
kita kembali ke hakikat pertama penciptaan gadget
dan tetap mengutamakan dunia nyata kita bukan? Kita sendiri yang menciptakan,
jangan sampai diperdaya oleh apa yang kita ciptakan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar