Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat
ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam. Di bulan ini dibuka pintu taubat
selebar-lebarnya dan setan pun dikekang di neraka, kata Nabi. Kamis, 18 Juni 2015
merupakan hari puasa pertama di sebagian besar wilayah Indonesia. Aku juga mempersiapkan akan hal itu.
Sayangnya, pada malam
pertama saat aku akan bangun makan sahur, aku terbangun bukan karena bunyi
alarm. Bukan juga karena mendengar seruan untuk bangun sahur dari masjid dekat
rumahku. Aku terbangun karena merasakan perutku yang sangat mual dan mulas.
Tanpa pikir panjang, aku pun segera berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi aku
langsung muntah dan juga sekaligus buang hajat besar.
“Duh, ngalamat
nggak bisa ikut puasa hari pertama nih, sedihnya”, pikirku dalam hati.
Setelah aku melihat jam di dapur, ternyata masih jam 02.45.
setelah selesai dengan urusanku di kamar mandi, aku pun mengoleskan minyak kayu
putih ke perutku. Tak lama kemudian Ibuku terbangun dan bertanya, “Ini jam
berapa? Masih jam segini mbok makan sahurnya nanti dulu. Ibu belum masak”,
katanya.
“Duh, aku kok sepertinya kena muntaber ya, Buk. Nggak bisa
ikut puasa hari pertama, nih”, jawabku.
“Kamu istirahat dulu aja. Siapa tahu nanti sudah baikan dan
bisa ikut puasa”, kata Ibuku.
Aku kemudian duduk-duduk
di kursi tamu karena aku tak kuat menahan sakit perutku. Tak lama kemudian
Ibuku sudah membuatkanku teh hangat dan aku pun hanya kuat meminum setengah
gelas saja. Setelah itu aku berusaha untuk tidur kembali. Seperti dugaanku di awal
tadi, aku tidak bisa mengikuti hari pertama puasa Ramadhan tahun ini. Betapa
sedihnya.
Aku terbangun dari
tidurku pukul 8.00 pagi dan sama seperti bangunku tadi, aku terbangun karena
rasa mual dan mulas dari perutku. Aku kembali ke kamar mandi untuk melakukan
hal yang sama seperti apa yang kulakukan tadi.
Aku mencoba untuk bangun
kemudian makan kurma dan minum oralit untuk menggantikan energiku yang hilang.
Tubuhku terasa lemas sekali. Untuk berlari ke kamar mandi pun sudah tidak punya
tenaga lagi. Aku sangat sedih.
Tak lama kemudian aku
meminum obat diare dan juga obat anti mual. Tapi tetap saja hasilnya. Aku tetap
mual dan muntah setiap saat sampai aku tak bisa menghitung berapa kali aku
bolak-balik ke kamar mandi.
Siangnya, Ibuku memasakkan
sup untukku. Aku sudah memaksa tubuh dan perutku untuk menghabiskannya, tapi
selang beberapa menit kemudian aku kembali muntah. Aku sudah frustasi, tidak punya energi, alhasil
aku hanya tiduran di kamarku.
Sore harinya aku sempat
membuka handphone ku dan ada line dari Mas Agung, yang menawarkan untuk
produktif menulis di blog saat bulan puasa. Mulainya adalah hari ini.
“Duh, semoga saja nanti aku sudah baikan dan mulai produktif
lagi”, pikirku.
Saat maghrib tiba, aku terbangun dari tidurku. Sama seperti
momen-momen sebelumnya. Terbangun karena mual dan mulas. Aku kembali ke kamar
mandi, kemudian mandi sekalian untuk menyegarkan badanku. Setelah mandi aku
makan sup dan nasi sedikit dan untungnya kali ini tubuhku tidak menolak.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar