Jumat, 19 Juni 2015

Ramadhan Pertamaku



Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam. Di bulan ini dibuka pintu taubat selebar-lebarnya dan setan pun dikekang di neraka, kata Nabi. Kamis, 18 Juni 2015 merupakan hari puasa pertama di sebagian besar wilayah Indonesia. Aku juga mempersiapkan akan hal itu.
            Sayangnya, pada malam pertama saat aku akan bangun makan sahur, aku terbangun bukan karena bunyi alarm. Bukan juga karena mendengar seruan untuk bangun sahur dari masjid dekat rumahku. Aku terbangun karena merasakan perutku yang sangat mual dan mulas. Tanpa pikir panjang, aku pun segera berlari ke kamar mandi. Di kamar mandi aku langsung muntah dan juga sekaligus buang hajat besar.
“Duh, ngalamat nggak bisa ikut puasa hari pertama nih, sedihnya”, pikirku dalam hati.
Setelah aku melihat jam di dapur, ternyata masih jam 02.45. setelah selesai dengan urusanku di kamar mandi, aku pun mengoleskan minyak kayu putih ke perutku. Tak lama kemudian Ibuku terbangun dan bertanya, “Ini jam berapa? Masih jam segini mbok makan sahurnya nanti dulu. Ibu belum masak”, katanya.
“Duh, aku kok sepertinya kena muntaber ya, Buk. Nggak bisa ikut puasa hari pertama, nih”, jawabku.
“Kamu istirahat dulu aja. Siapa tahu nanti sudah baikan dan bisa ikut puasa”, kata Ibuku.
            Aku kemudian duduk-duduk di kursi tamu karena aku tak kuat menahan sakit perutku. Tak lama kemudian Ibuku sudah membuatkanku teh hangat dan aku pun hanya kuat meminum setengah gelas saja. Setelah itu aku berusaha untuk tidur kembali. Seperti dugaanku di awal tadi, aku tidak bisa mengikuti hari pertama puasa Ramadhan tahun ini. Betapa sedihnya.
            Aku terbangun dari tidurku pukul 8.00 pagi dan sama seperti bangunku tadi, aku terbangun karena rasa mual dan mulas dari perutku. Aku kembali ke kamar mandi untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang kulakukan tadi.
            Aku mencoba untuk bangun kemudian makan kurma dan minum oralit untuk menggantikan energiku yang hilang. Tubuhku terasa lemas sekali. Untuk berlari ke kamar mandi pun sudah tidak punya tenaga lagi. Aku sangat sedih.
            Tak lama kemudian aku meminum obat diare dan juga obat anti mual. Tapi tetap saja hasilnya. Aku tetap mual dan muntah setiap saat sampai aku tak bisa menghitung berapa kali aku bolak-balik ke kamar mandi.
            Siangnya, Ibuku memasakkan sup untukku. Aku sudah memaksa tubuh dan perutku untuk menghabiskannya, tapi selang beberapa menit kemudian aku kembali muntah. Aku sudah frustasi, tidak punya energi, alhasil aku hanya tiduran di kamarku.
            Sore harinya aku sempat membuka handphone ku dan ada line dari Mas Agung, yang menawarkan untuk produktif menulis di blog saat bulan puasa. Mulainya adalah hari ini.
“Duh, semoga saja nanti aku sudah baikan dan mulai produktif lagi”, pikirku.
Saat maghrib tiba, aku terbangun dari tidurku. Sama seperti momen-momen sebelumnya. Terbangun karena mual dan mulas. Aku kembali ke kamar mandi, kemudian mandi sekalian untuk menyegarkan badanku. Setelah mandi aku makan sup dan nasi sedikit dan untungnya kali ini tubuhku tidak menolak.
Aku senang sekali sudah baikan dari sebelumnya. Aku pun mulai membuka laptopku dan mulai menulis postingan ini. Aku berharap besok aku sudah bisa ikut beribadah puasa dan sembuh dari penyakit muntaberku.
Aku ingin menyampaikan pesan juga nih, hehe...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar