Ketika melihat postingan line di
atas saya menjadi teringat projek 21 hari menulis blog dengan hashtag Pitik Angkrem yang diberikan Mas
Agung seminggu yang lalu. Kita tidak akan mendapatkan ayam (anak ayam) dengan
memecahkan sebuah telur, tetapi harus dengan mengeraminya. Tidak ada yang instan,
semuanya membutuhkan proses.
Saat
diberikan tugas menulis postingan di blog, saya merasa bahwa hal tersebut agak
berat karena diberikan bertepatan dengan UAS sekolah. Namun, setelah dijalani
hal tersebut menjadi wajar-wajar saja dan malah membuat saya senang. Saya
senang karena ada pelampiasan saat strees belajar UAS. Ternyata dengan menulis strees
saya seperti terobati.
Kegemaran
apa pun pasti ada manfaatnya. Kegemaran dalam hal positif tentunya. Saya juga
yakin bahwa setiap orang memiliki potensi dan bakat sendiri-sendiri. Bahkan
anak umur 5 tahun pun sudah mulai menunjukkan bakatnya. Orang tuanya pun tak
segan untuk merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat mengembangkan bakat dan minat putra putrinya.
Ketika
kita sudah mengetahui kesenangan dan bakat minat diri masing-masing, tak ada
salahnya untuk memperdalam dan mengasahnya. Memang, di luar sana banyak orang yang
jauh lebih hebat dari kita dalam hal bakat dan minat. Namun apakah salah jika
kita ingin sehebat mereka? Hmmm.
Bakat
dan minat kan memang keturunan? Banyak orang memang berkata demikian. Akan tetapi alah satu guru
saya kurang setuju dengan pendapat itu. Begitu pula dengan saya.
“Kalau logikanya jalan mesti bisa. Nggak
masalah mbakat apa nggak”, begitu
kata guru kesenian saya.
Beliau
memang ahli dalam menggambar dan bermusik. Murid-murid yang tadinya tidak bisa
menggambar pasti bisa menghasilkan gambar yang luar biasa jika diajari oleh
guruku yang satu ini. Memang semuanya butuh proses dan kemauan. Jika sudah
punya kedua hal itu saya yakin yang tadinya tidak bisa pasti menjadi bisa. Oleh
karena itu, mari berproses!
Ada bonus nih:
By: Dean A. (teman sekelas saya) |
Yang ini punya saya :) |
Tidak ada komentar :
Posting Komentar